Saturday, February 17, 2007

Usul untuk ICMI

Setelah merenungi tulisan Adiwarman Karim (posting sebelum ini) mengenai bagaimana sejarah membuktikan ilmuwan klasik Islam merupakan penemu atau peletak dasar semua bidang ilmu, kayaknya ada deh yang bisa dilakukan untuk mengangkat kembali kenyataan yang sebenarnya pada dunia.

Kita memiliki organisasi ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia). Organisasi ini bisa berkolaborasi dengan organisasi-organisasi lain di dunia untuk membuat penghargaan semacam nobel untuk achievement bidang-bidang ilmu pengetahuan dengan menggunakan nama-nama ilmuwan klasik Islam sebagai nama penghargaannya. Misalnya: Penghargaan Khawarizmi untuk bidang Astronomi & Matematika, Penghargaan Ibnu Sina untuk bidang kedokteran, Penghargaan Jabir Ibnu Hayyan untuk bidang Kimia, Penghargaan Muhammad Al Biruni untuk bidang Fisika, dll.

Ruang lingkupnya tentu saja dunia, sehingga ilmuwan non muslim bisa memenangkan penghargaan ini. Keuntungannya adalah: (1) ilmuwan & dunia non muslim bisa memahami bahwa ilmu pengetahuan hari ini tidak akan ada tanpa Islam dan ilmuwannya (2) Ilmuwan Islam akan terpacu untuk lebih berprestasi agar dapat meraih penghargaan tersebut karena bisa diduga di awal-awal penghargaan pasti didominasi oleh ilmuwan non muslim.

Ini cuma ide sekilas, dan bisa dirubah maupun diperkaya lagi oleh ICMI.. atau siapapun yang tertarik memulainya.. atau siapapun yang membaca blog ini.. (hehe..hampir lupa). Yang penting ke-2 tujuan di atas tercapai.

InsyaAllah ide ini bisa diterima & dijalankan dan menjadi barokah bagi kita semua.

Sebagai referensi, dibawah ini adalah beberapa nama-nama ilmuwan Islam yang saya kutip sebagian dari buku Cahaya Islam: Ilmuwan Muslim Dunia Sejak Ibnu Sina Hingga BJ Habibie karya Hery Sucipto:

- Ibnu Musa Al Khawarizmi (770-840 M): Astronom, Penemu Algoritma dan Aljabar
- Muhammad bin Zakaria Ar-Razi (846-925 M): Perintis Kedokteran Modern
- Al Mawardi (975 M): Pencetus Teori Politik Islam
- Ibnu Haitsam (965 M): Penemu Teori Penglihatan (Teori optik)
- Ibnu Khaldun (1332 M): Bapak Ilmu Sosiologi Politik
- Abu Musa Jabir Ibnu Hayyan (1321 M): Penemu Ilmu Kimia
- Muhammad Al Biruni (973 M): Penemu Gaya Gravitasi
- Ibnu Sina (981 M): Bapak Kedokteran Modern
- Al Kindi (809 M): Merangkum Beragam Pengetahuan (Astronomi, Meteorologi, Pengobatan, Geometri, ilmu hitung, ilmu logika)
- Ibnu Majid (Abad 15 M): Penemu Kompas dan Navigator
- Ibnu Nafis (1210 M): Dokter Penemu Peredaran Darah
- Al Battani (858 M): Ahli Astronomi yang Mendunia.
- Abu Marwan Abdu Al-Malik Ibn Zuhr (1091): Bapak Parasitologi, Pelopor Tracheotomy
- Abdus Salam: Peraih Nobel Fisika 1979

Ucapan terimakasih atas kunjungan dan komentarnya: Bang Insa; Nila Obsidian; cc-line

Wallahualam Bissawab

6 comments:

cc-line said...

kenapa gak Bang Napi aja yg 'megang' ICMI... pokoknya kita dukung deh !!! :-) karena kaya'nya ICMI kita tercinta gak pernah kedengeran 'gerak'nya tuh !!!

*aku juga dah komen di "keilmuan Islam".

pradhana said...

Kang saya kutipkan sebagian dari tulisan saya berjudul "Belajar dari Guiderdoni dan Hidayat", di http://thebeautyofourlife.blogspot.com.

"Hidayat berhasil membongkar habis-habisan akar-akar sains Barat, yang dianggapnya telah memisahkan akar-akar nilai yang seharusnya ada dalam sains, sebagaimana ditunjukkan oleh pakar-pakar Islam di masa lalu. Hidayat terbukti berhasil menemukan suatu “peta jalan" (roadmap) untuk menempuh jalan perjuangan membangun sains-sains yang Islami, yang tidak memisahkan antara nilai-nilai dasar yang dipesankan Islam dengan perjuangan rasional di dunia ilmiah. Disadari, jalan itu tidak mudah. Namun Hidayat sangat meyakini, sebagaimana juga dialaminya sendiri, bahwa setelah kesulitan yang berat selalu ada suatu kemudahan yang luar biasa."

Masalahnya tidak hanya terkait dengan tradisi berilmu dalam Islam dan munculnya "pakar", melainkan bagaimana nilai-nilai dasar Islam dikembalikan sebagai dasar (paradigma) ilmu pengetahuan. Contoh yang menarik adalah munculnya bank-bank syariah, yang dipercaya akan mendorong terbangunnya ekonomi yang Islami, yang pasti dipercaya juga muncul karena mengacu dan mengambil dasar-dasarnya dari Islam, bukan sekedar nama dan berbeda.

Keberbedaan itu justru muncul setelah nilai-nilai tersebut dikembalikan sebagai akar tempat berpijak, sehingga muncul suatu bentuk atau sistem perbankan syariah. Makna keberadaannya tidak semata-mata untuk umat Islam, melainkan untuk umat manusia semesta, yang bermakna Islam yang universal.

Meski perjuangan ke depan akan dibutuhkan untuk melahirkan ilmu pengetahuan yang Islami, termasuk sistem-sistem yang Islami dan tak selalu harus dilabeli Islam. Kecuali jika hal itu diperlukan ketika dilihat sebagai apakah ada hal yang berbeda dari yang selama ini berlaku.

Anonymous said...

Wah.. ide yang sangat bagus Pak..

N@phie said...

Wah..wah...Ternyata aku berte,u naphie lagi. Berapa banyak nama Hanafi. Tapi ternyata naphie ini lebih banyak samanya, sama-sama orang indonesia, sama-sama Muslim, dan sama-sama berbintang Aries. salam kenal aja Pak..Heheheh

andika dwijatmiko said...

kalau sudah ada yg nemukan keilmuan tentang "Advertising Syariah" saya akan dukung. Belom ada khan?

Tubagus Hanafi said...

Mas Andhika, yang pasti sudah ada biro iklan syariah yang didirikan boss SMART FM Pak Fachry Mohammad dengan bendera Sharia Communication Solution.

Soal kepakaran, beliau tidak diragukan. Tinggal menuangkan kepakaran tsb dalam buku.

Pak Fachry ditunggu bukunya nih.. atau mungkin sudah ada & saya tidak tahu?